Al-Kitab, Dasar Hukum Pertama (Bag.2)

2. Karakteristik Hukum Syari’at dalam Al-Qur’an

Al-Qur’an telah menjelaskan bahwa ia diturunkan untuk memperbaiki keadaan umat manusia. Maka di dalamnya berisi perintah dan larangan, sebagaimana disebutkan beberapa ayat Al-Qur’an, diantaranya adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala :

يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ

“Dia memerintahkan manusia untuk berbuat kebaikan dan melarang mereka dari perbuatan yang tidak baik, Dia menghalalkan bagi mereka hal yang baik dan mengharamkan atas mereka hal yang buruk.” (Al-A’raf ayat 157)

Hukum-hukum syari’at dalam Al-Qur’an mempunyai karakteristik  khas yang didasarkan pada tiga asas, yaitu :

  1. Meniadakan yang berat (sukar).
  2. Meminimalkan (menyedikitkan) beban.
  3. Berangsur-angsur dalam mendatangkan hukum.

Meniadakan yang Sukar

Allah adalah Zat yang Maha Pengasih dan Penyayang, karenanya Dia selalu menginginkan kemudahan dan keringanan kepada hamba-hamba-Nya.

مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ

“Allah tidaklah menghendaki menjadikan kesempitan atas kamu.” (Al-Maidah ayat 6)

وَيَضَعُ عَنْهُمْ إِصْرَهُمْ وَالْأَغْلَالَ الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهِمْ

“Dan Dia mengangkat dari mereka itu keberatan-keberatan mereka dan belenggu-belenggu atas mereka.” (Al-A’raf ayat 157)

وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ

“Dan Dia tidak menjadikan atas kamu pada agama itu kesempitan.” (Al-Hajj ayat 78)

يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ

“Allah menghendaki kemudahan bagi kamu dan tidak menghendaki kesukaran bagi kamu.” (Al-Baqarah ayat 185)

Menyedikitkan Beban

Buah dari meniadakan kesukaran sudah pasti adalah sedikitnya beban, karena jika beban semakin banyak maka sudah tentu akan terasa semakin berat dan sukar. Allah-lah yang menciptakan manusia, maka Dia juga mengetahui seberapa besar kemampuan manusia sehingga Dia tidak akan membebani manusia di luar kemampuannya.

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya.” (Al-Baqarah ayat 286)

Dengan sedikitnya beban, manusia akan memiliki waktu lebih banyak untuk mempelajari kandungan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Karena itu tidak boleh bagi kita mencari-cari sesuatu yang tidak diterangkan oleh Allah dan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam karena hanya akan menambah beban dan menghabiskan waktu.

Berangsur-angsur Mendatangkan Hukum

Makna dari berangsur-angsur mendatangkan hukum adalah: Allah subhanahu wa ta’ala tidak mendatangkan seluruh hukum-Nya sekaligus, akan tetapi berangsur sedikit demi sedikit dari satu hukum ke hukum lainnya. Dan inilah bukti bahwa Allah itu Maha Bijaksana, Dia membimbing manusia untuk melaksanakan syari’at-Nya sesuai tingkat kesiapan dan keilmuan hamba-Nya. Contoh yang paling terkenal dalam masalah ini adalah tentang kisah pengharaman khamr dan judi. Dan begitu pula hukum-hukum yang lain dalam Al-Qur’an diturunkan bagi umat Islam secara berangsur.

3. Al-Qur’an Hujjah Sepanjang Masa

Al-Qur’an itu dasar agama Islam, ia adalah tali Allah yang kokoh yang wajib dipegang teguh. Al-Qur’an adalah tali tempat berpegang dan bergantung umat Islam di setiap tempat, segala keadaan, dan setiap waktu.

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا

“Dan berpeganglah kamu dengan tali Allah dan janganlah kamu bercerai-berai.” (Ali Imran ayat 103)

Al-Qur’an dan hukum-hukum syari’at yang terkandung di dalamnya adalah hujjah utama umat Islam yang akan berlaku sampai hari akhir. Meskipun ada perbedaan di kalangan ulama tentang apakah seluruh ayat Al-Qur’an hukumnya tetap berlaku atau ada ayat-ayat yang secara hukum sudah dihapuskan (mansukh) oleh ayat lain atau oleh keterangan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagian menyatakan bahwa tidak ada nasikh mansukh dalam Al-Qur’an sedangkan yang lainnya menyatakan bahwa ada nasikh mansukh dalam Al-Qur’an. Wallahu a’lam sepertinya pendapat yang rajih adalah tentang adanya nasikh mansukh dalam Al-Qur’an, berdasarkan firman Allah:

مَا نَنسَخْ مِنْ آيَةٍ أَوْ نُنسِهَا نَأْتِ بِخَيْرٍ مّنْهَا أَوْ مِثْلِهَا أَلَمْ تَعْلَمْ أَنّ اللّهَ عَلَىَ كُلّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

”Ayat mana saja yang Kami nasakh-kan, atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau sebanding dengannya. Tidakkah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Al-Baqarah ayat 106)

Tinggalkan komentar